5 Perempuan Minang Hebat dalam Sejarah Perjuangan Indonesia

UrangMinang.id — Dalam sejarah panjang Indonesia, nama-nama besar kerap didominasi oleh tokoh laki-laki. Namun, dari Ranah Minang, lahirlah sejumlah perempuan tangguh yang tidak hanya berdiri sejajar, tapi juga menjadi pelopor perubahan.

Mereka memperjuangkan pendidikan, kesetaraan, dan kemerdekaan. Tidak jarang dengan risiko tinggi terhadap nyawa mereka sendiri.

Berikut adalah lima tokoh perempuan Minang yang mengukir jejak penting dalam sejarah bangsa :

1. Hajjah Rangkayo Rasuna Said – Orator yang Mengguncang Penjajah

Dilahirkan di Maninjau pada tahun 1910, Rasuna Said dikenal sebagai perempuan pemberani yang menggunakan kata-kata sebagai senjata. Ia berorasi lantang, menentang penjajahan Belanda dan ketidakadilan sosial. Karena pidatonya, ia menjadi perempuan pertama di Indonesia yang dipenjara karena aktivitas politik.

Rasuna Said juga aktif dalam organisasi politik dan menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang merupakan Cikal Bakal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Kini, namanya abadi sebagai nama salah satu jalan utama di Jakarta : Jalan HR Rasuna Said.

Rahmah El Yunusiyah, pelopor pendidikan Islam untuk perempuan dan pendiri Diniyah Puteri Padang Panjang, sekolah modern perempuan pertama di Asia Tenggara. (foto : koropak.co.id)
Rahmah El Yunusiyah, pelopor pendidikan Islam untuk perempuan dan pendiri Diniyah Puteri Padang Panjang, sekolah modern perempuan pertama di Asia Tenggara. (foto : koropak.co.id)

2. Rahmah El Yunusiyah – Pelopor Pendidikan Islam untuk Perempuan

Rahmah El Yunusiyah lahir di Padang Panjang tahun 1900. Pada usia muda, ia sudah gelisah karena melihat ketimpangan pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Maka, ia mendirikan Diniyah Puteri pada 1923, sekolah Islam modern khusus perempuan yang pertama di Indonesia.

Informasi lainnya :  Siti Manggopoh : Bundo Pejuang dari Ranah Minang yang Lawan Penjajahan Belanda

Rahmah El Yunusiyah bukan hanya pendidik, tapi juga reformis. Ia memperjuangkan kurikulum yang membekali perempuan dengan ilmu agama serta keterampilan praktis. Ia diundang ke Mesir, dan diakui sebagai tokoh pendidikan dunia Islam.

Rohana Kudus – Jurnalis dan Pendidik yang Melawan Lewat Pena. (foto : goodnewsfromindonesia.id)
Rohana Kudus – Jurnalis dan Pendidik yang Melawan Lewat Pena. (foto : goodnewsfromindonesia.id)

3. Rohana Kudus – Jurnalis dan Pendidik yang Melawan Lewat Pena

Rohana Kudus lahir di Koto Gadang pada 1884. Ia dikenal sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia. Pada 1912, ia menerbitkan Soenting Melajoe, surat kabar yang ditulis oleh dan untuk perempuan, sebuah langkah radikal di masa itu.

Selain menulis, Rohana Kudus mendirikan sekolah dan kursus keterampilan untuk kaum perempuan. Ia percaya bahwa pendidikan adalah alat utama pemberdayaan. Pada 2019, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Rasimah Ismail – Pejuang Pendidikan dan Emansipasi Lokal. (foto : Republika.co.id)
Rasimah Ismail – Pejuang Pendidikan dan Emansipasi Lokal. (foto : Republika.co.id)

4. Rasimah Ismail – Pejuang Pendidikan dan Emansipasi Lokal

Nama Rasimah Ismail mungkin tidak setenar tokoh lainnya, namun kontribusinya nyata. Ia aktif memperjuangkan pendidikan untuk perempuan dan terlibat dalam berbagai organisasi sosial di Sumatera Barat (Sumbar).

Dengan gigih, ia mengkampanyekan pentingnya sekolah bagi anak-anak perempuan, menolak pandangan bahwa perempuan cukup di rumah saja. Rasimah Ismail adalah contoh bahwa perjuangan bisa dilakukan lewat langkah-langkah kecil, namun konsisten.

Informasi lainnya :  Rahmah El Yunusiyah : Sang Kartini dari Padang Panjang yang Mendunia
Tugu Mande Siti Manggopoh. (foto : suara.com)
Tugu Mande Siti Manggopoh. (foto : suara.com)

5. Siti Manggopoh – Perempuan Pejuang yang Mengangkat Senjata

Dalam peristiwa Manggopoh tahun 1908, Siti Manggopoh tampil bukan sebagai penonton, melainkan sebagai pemimpin rakyat. Ia mengorganisasi perlawanan bersenjata terhadap penjajah Belanda. Keberaniannya dikenal luas di Sumbar, dan kisahnya hidup dalam cerita rakyat sebagai simbol keberanian perempuan Minang.

Siti Manggopoh membuktikan bahwa perempuan Minang tidak hanya bisa memimpin dari balik meja, tapi juga dari garis depan perlawanan.

Warisan yang Terus Hidup

Lima tokoh di atas hanyalah sebagian dari banyak perempuan Minang yang berjasa bagi negeri ini. Mereka lahir dari nilai-nilai adat Minangkabau yang unik: “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah“, yang tidak menghalangi perempuan untuk menjadi pemimpin, pendidik, dan pejuang.

Kini, giliran generasi muda, baik di ranah maupun di rantau, untuk melanjutkan semangat mereka. (hai)

Tokoh lainnya :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar