LPPL Amping Parak Produksi 500 Ribu Bibit Mangrove, Pionir Pelestarian Pantai Pesisir Selatan

UrangMinang.id — Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) Amping Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, terus menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan, dengan memproduksi lebih dari 500 ribu batang bibit mangrove sejak tahun 2018 hingga 2025.

Bibit mangrove yang dihasilkan terdiri dari berbagai jenis, seperti Rhizophora, Bruguiera, dan Pidada, yang dikenal sebagai jenis unggul dalam konservasi pesisir dan pencegahan abrasi pantai.

Sepriadi, Kepala Divisi Pembibitan Mangrove dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) LPPL Amping Parak, menyampaikan bahwa program pembibitan ini telah menjadi bagian dari upaya berkelanjutan lembaganya sejak tujuh tahun terakhir.

“Tahun 2018, kami memulai dengan 150 propagul. Bibitnya sebagian ditanam di nagari dan sebagian dijual ke Batang Kapas. Kini, hasil pembibitan kami telah tersebar ke berbagai daerah di Sumbar.” ujarnya di Amping Parak, hari Rabu, tanggal 21 Mei 2025.

Informasi lainnya :  Launching Car Free Day Siap Digelar di Painan, Pemkab Pesisir Selatan Dorong Gaya Hidup Sehat dan Wisata Nagari

Menurutnya, antara tahun 2019 hingga 2023, LPPL telah menyemai sekitar 250.000 propagul dengan tingkat keberhasilan hidup mencapai 99 persen. Bibit-bibit tersebut telah didistribusikan ke Kota Padang, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Lengayang, dan sejumlah kecamatan lain.

Pada tahun 2025 ini, LPPL Amping Parak masih memiliki stok sekitar 150.000 batang bibit mangrove yang siap dipasarkan. “Sebagian sudah ada pesanan, sisanya sedang kami carikan peluang pasar lainnya.” kata Sepriadi.

Lebih dari sekadar produksi bibit, LPPL Amping Parak juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat. “Kami melibatkan warga sebagai petani mangrove yang dibina langsung oleh LPPL dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumatera Barat.” tambahnya.

Bibit yang dihasilkan pun berasal dari varietas lokal Pesisir Selatan, menjadikan upaya ini juga sebagai bentuk pelestarian keanekaragaman hayati lokal.

Informasi lainnya :  Pengaspalan Jalan Silaut 2 di Pesisir Selatan Dimulai Juni 2025, Anggaran Rp2,8 Miliar dari DBH Sawit

Ketua Pokmaswas LPPL Amping Parak menegaskan bahwa pembibitan mangrove ini bukan hanya usaha ekonomi, tetapi juga langkah nyata menyelamatkan lingkungan pesisir dari ancaman abrasi dan bencana alam.

“Mangrove menghasilkan oksigen lima kali lebih banyak dari pohon biasa di hutan. Semakin banyak ditanam, semakin baik kualitas udara dan ekosistem pantai.” ujarnya.

Ia menambahkan, pohon mangrove memiliki fungsi penting sebagai penahan badai, penghambat erosi pantai, hingga pelindung dari gelombang tsunami. “Itulah alasan kami akan terus meningkatkan produksi bibit mangrove setiap tahunnya.” pungkasnya. (hai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar